DIJUAL CEPAT BU!!! (BU=Butuh Uang, red).
Mobil xxxxx th 2004 warna hitam, manual FaceliftKondisi sangat mulus.. Rp. 150jt
(nego)
Hub: Nin 089797xxxxx

Sms ini masuk ke nomor saya. Ke nomor Yusuf Mansur. Selang beberapa hari, saya
jawab: Ada yang menawar 1,5M…
Sesaat setelah sms ini kekirim, sang pengirim telpon nelpon saya. Berkali-kali.
Saya sedang pas ada kesibukan. Ga kejawab. Tapi saya tahu ada telpon masuk dari
nomor ini.

Saat senggang saya baca di antara sms-sms yang masuk ada sms susulan yang
agaknya dari nomor tersebut: Subhaanallah Pak… Yang bener…? Ada yang mau
mobil saya 1,5 milyar…?

Saya tidak langsung jawab. Saya teringat kisah Sahabat Ustman bin Affan, Sahabat
Nabi. Beliau pernah suatu ketika saya dikisahkan, membawa banyak barang
dagangan. Di tengah perjalanan, dicegat sama sesama pedagang yang menawarnya 2x
lipat harga beli. Sahabat Ustman menolak. Beliau mengatakan, ada yang membeli
lebih besar lagi.

Jalan lagi, ditawar lagi. Lebih tinggi. Lagi-lagi ditolak. “Ada yang nawar
lebih tinggi,” katanya dengan yakin. Sampe saya diceritakan oleh orang-orang
tua saya, penawaran tertinggi mencapai 20-30x lipat dari harga Sahabat Ustman
beli andai barang itu mau diserahkan/bisa dibeli oleh mereka. Namun Sahabat
Ustman terlanjur kepincut tawaran yang lebih tinggi lagi. Karenanya beliau
menolak. Ramailah dibicarakan. Ustman gila! Siapa yang mau membeli barang lebih
dari harga penawaran kami? Berapa nanti mau dijual? Sahabat Ustman tersenyum.
Dengan gagahnya beliau memberitahu, bahwa yang membeli adalah Allah. Tuhannya
Muhammad Rasulullah. Allah membeli dengan 700x lipat atau bahkan lebih. Sahabat
Ustman memilih menjualnya kepada Allah, alias menyedekahkannya.

Sepenggal kisah ini saya kirimkan kepada yang butuh uang tersebut, hingga ia mau
menjual mobilnya. Kenapa saya bilang ada yang mau beli 1,5M? Sebab Allah
menjanjikan pembayaran 10x lipat. Dan saya katakan lewat dialog sms dengan
beliau, penawaran ini termasuk penawaran terendah. Sebab Allah bisa membalas
700x lipat atau bahkan lebih. Serahkan kepada Allah. Sedekahkan saja. (persoalan
kenapa engga dibayarkan saja hutangnya? Itu persoalan lain. Dibahas di sesi-sesi
Kuliah Tauhid).

Lamaa si Fulan pengirim sms tersebut ga balas. Hingga saya mengira beliau marah
dan tersinggung. Udah seneng-seneng ada yang nawar 1,5M, hingga ia
mengesampingkan logikanya, ya seperti pedagang di atas tadi, mana ada? Siapa
yang berani menawar hingga segitu? Pedagang bodoh namanya jika ada. Tapi karena
terlanjur senang, ia bertanya juga pada saya. Namun kemudian ia lama tak
menjawab.

Hingga kemudian ada sms masuk. Mengabarkan bahwa ia percaya. Tapi ia harus jual
mobilnya, untuk bayar hutangnya.

Lalu saya menjawab dengan pertanyaan tauhid: Yang Bapak butuhkan bukan jual
mobil. Yang bapak butuhkan adalah taubat. Taubat dari segala dosa dan maksiat,
serta kelalaian. Bisa jadi banyak meninggalkan masjid, meninggalkan shalat
berjamaah, dan terlalu lama meninggalkan shalat-shalat sunnah. Yang diperlukan
oleh beliau untuk membayar hutangnya bukan jual mobil. Tapi memperbaiki diri,
memperbaiki ibadah. Yang diperlukan olehnya adalah Allah, dan jalan-jalan yang
bisa mendekatkan dirinya kepada Allah. Jika kemudian menjual mobil tersebut bisa
mendekatkan dirinya kepada Allah, silahkan. Jangan merasa tenang dengan menjual
mobil. Seakan-akan hutang akan lunas. Ini juga masuk ke perkara yang rada-rada
sombong. Samar. Libatkan Allah. Minta ridhonya Allah. Minta ampunan sama Allah.
Minta bantuan Allah.

Saya tutup dengan kalimat PR buat beliau: Jika ditawarkan kepada manusia, maka
manusia lebih sering menawar. Dan “pintu menawar” itu dibukanya sendiri
dengan kalimat: Bisa nego. Tapi jika ditawarkan kepada Allah, maka insya Allah,
Allah akan bayar lebih tinggi lagi. Ga pake nawar. Sebab asli dibayar lebih
tinggi.

Mobil kejual, belom tentu hutang lunas… Dan mobil ga kejual, belom tentu
hutang ga lunas…

Kejarlah Allah dengan mengejar pertolongan-Nya, ridha-Nya, dan kasih sayang-Nya,
sambil kita berikhtiar kepada dunia-Nya. Sungguh, tidak ada yang bisa
membayarkan utang-utangmu kecuali Allah. Sungguh, tidak ada yang bisa
membebaskanmu dari kesulitan, baik itu penyakit, kemiskinan dan musibah kecuali
Allah yang membaskan-Nya. Sungguh, tidak ada yang bisa mendatangkan rezeki,
harta kekayaan, dan anak keturunan kecuali Allah jua yang juga akan
mempersembahkan-Nya. Pertolongan hanyalah milik Allah. Hanya kepada-Nya-lah kita
meminta terhadap apa yang tidak bisa dipinta kepada makhluk-Nya. Semoga Allah
menolong kita, kapan dan dimanapun kita membutuhkan-Nya. Aamiin..

www.bisnismlmonline.info

Punya Mobil Atau Lunas Hutang?

Nabi Musa ‘Alaih Salam, ketika dia lari dari kejaran Fir’aun dan tentaranya, akhirnya mentok di tepi laut. Sekian jauh dia berlari dari kejaran Fir’aun dan tentaranya, ternyata mentok-mentok juga di tepi laut.

Karena beliau adalah seorang nabi, dan apa pun yang berasal dari seorang nabi semestinya dapat menjadi PELAJARAN BUAT KITA, akhirnya doanya Nabi Musa diabadikan oleh Rasulullah Saw dan menjadi DOA TERHEBAT yang pernah saya amalkan KETIKA SAYA SUSAH.

Saudara tahu apa yang diucapkannya oleh Nabiyullah Musa As?
KETIKA TIDAK ADA LAGI JALAN KELUAR, ternyata yang dia ucapkan waktu itu adalah RASA SYUKUR, yang BELUM TENTU KITA BISA mengucapkannya.

Nah, buat saudara yang memang lagi diliputi suasana susah, inilah doanya, Subhanallah.

Allahumma lakalhamdu
“Ya Allah, segala puji bagi-Mu”

Wa ‘ilaikalmustaka
”Hanya kepadamu, Ya Allah, kami berkeluh kesah”

Wa ‘antalmusta‘aan
“Engkaulah tempat meminta pertolongan”

Wa laa hawla walaa quwwata ‘illaa billahil’aliyyil’adzhim
“Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha tinggi dan Maha Agung”

Aamiin..

Ketika Tidak Ada Lagi Jalan Keluar

"Sebuah penolakan adalah tidak lebih dari sebuah langkah  yang diperlukan dalam meraih sukses" - Bo Bennet

Jika Anda sedang menghadapi penolakan:  lamaran pekerjaan yang ditolak, cinta yang ditolak, ide yang ditolak, bacalah dulu kisah singkat orang-orang di bawah ini. Orang –orang ini membuktikan, penolakan hanyalah bagian dari sebuah perjalanan kesuksesan:

Ide mesin fotokopi Xerox pernah ditolak oleh 20 perusahaan. Baru setelah 7 tahun penolakan itu, mesin fotokopi ini bisa diterima.

Alexander Graham Bell disuruh seorang bankir untuk menyingkirkan 'mainan itu'. Sang bankir menolak membeli 'mainan itu' dengan alasan tidak membutuhkannya. 'Mainan itu' adalah telepon.

Sebanyak 33 penerbit telah menolak manuskrip Chicken Soup For The Soul. Para editornya percaya, kisah nyata pendek yang disusun oleh Jack Canfield dan Mark Victor Hansen ini tidak menjual. Kini, buku tersebut telah terjual lebih dari 100 juta kopi di seluruh dunia dan diterbitkan dalam 54 bahasa.

Sebuah organisasi yang terdiri dari para ahli mengatakan usaha Thomas Alfa Edison dalam menciptakan lampu listrik sebagai praktik ilmu pengetahuan yang sia-sia dan tak ada gunanya mendapatkan perhatian.

Ide cerita Star Wars karya George Lucas pernah ditolak oleh studio-studio film ternama Hollywood dan setiap jaringan televisi Amerika Serikat. Tetapi kini film tersebut tercatat sebagai salah satu film terlaris sepanjang masa dengan perolehan total sebesar $4.45 miliar. Belum lagi penghasilan dari penjualan merchandise-nya.

Temanku yang teguh hatinya, penolakan bukanlah akhir segalanya. Teruslah melangkah dan berjuang dengan keyakinan.

Penolakan Bukan Akhir Segalanya


"Seseorang yang ahli dalam kesabaran adalah ahli dalam segala hal" – George Savile

Sebuah pepatah mengatakan Roma tidak dibangun dalam sehari. Demikian juga kesuksesan tidak dibangun secara instan.  Apalagi jika itu adalah sebuah kesuksesan jangka panjang.

Untuk mencapai sebuah tujuan diperlukan kesabaran. Jika Anda ingin sampai ke kantor atau rumah dengan selamat, tentu Anda harus sabar menghadapi kemacetan dan pengemudi lain yang ugal-ugalan atau melanggar lalu lintas.

Demikian juga untuk menggapai kesuksesan. Kesabaran adalah kunci dan fondasi untuk membangun kesuksesan. Jika Anda dicemooh orang, mendapatkan penolakan, menghadapi banyak rintangan atau belum memperoleh hasil signifikan dari kerja keras Anda selama ini, bersabarlah.

Sebelum menjadi orang terkaya di dunia versi majalah Forbes, Bill Gates selama bertahun-tahun menerima pendapatan dari software ciptaannya hanya $2 per hari. Nilai yang lebih rendah dari gaji seorang pegawai rendahan sekalipun di Amerika. Tapi Bill Gates tetap sabar dan yakin dalam menjalankan bisnisnya.

Demikian juga J.K Rowling, penulis laris buku Harry Potter yang sangat mendunia. Sebelum sebuah penerbit kecil di Inggris, Bloomsbury menerbitkan novel Harry Potter, J.K Rowling  menghadapi 12 kali penolakan terhadap manuskripnya. Seandainya J.K Rowling menyerah dan tidak sabar dalam menghadapi 12 penolakan tersebut, kita tidak pernah membaca hasil karyanya yang menakjubkan itu dan ia pun tidak sesukses seperti sekarang ini.  

Jika Anda merasa sudah cukup bersabar. Tambahkan lagi dosis sabar Anda. Perbedaan antara kesuksesan dan kegagalan adalah pada kesabaran dan ketekunan.

Sabar Untuk Sukses


Kutu anjing adalah binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya. Namun, apa yang terjadi bila ia dimasukan ke dalam sebuah kotak korek api kosong lalu dibiarkan disana selama satu hingga dua minggu? Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja! Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang. Ini yang terjadi. Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api ia mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi dan terbentur lagi. Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri. Ia mulai berpikir, “Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini.” Kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman. Dia tidak membentur. Saat itulah dia menjadi sangat yakin, “Nah, benar kan? Kemampuan saya memang cuma segini. Inilah say
a!” Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu pun hidup seperti itu hingga akhir hayat. Kemampuan yang sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh lingkungannya. Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak korek api. Misalnya anda memiliki atasan yang tidak memiliki kepemimpinan memadai. Dia tipe orang yang selalu takut tersaingi bawahannya, sehingga dia sengaja menghambat perkembangan karir kita. Ketika anda mencoba melompat tinggi, dia tidak pernah memuji, bahkan justru tersinggung. Dia adalah contoh kotak korek api yang bisa mengkerdilkan anda. Teman kerja juga bisa jadi kotak korek api. Coba ingat, ketika dia bicara begini, “Ngapain sih kamu kerja keras seperti itu, kamu nggak bakalan dipromosikan, kok.” Ingat! Mereka adalah kotak korek api. Mereka bisa menghambat perkembangan potensi diri Anda. Korek api juga bisa berbentuk kondisi tubuh yang kurang sempurna, tingkat pendidikan yang rendah, kemiskinan, usia dan lain sebagianya. Bila semua itu menjadi kotak korek api maka akan menghambat prestasi dan kemampuan anda yang sesungguhnya tidak tercermin dalam aktivitas sehari-hari. Bila potensi anda yang sesungguhnya ingin muncul, anda harus ‘Take Action’ untuk menembus kotak korek api itu. Lihatlah Ucok Baba, dengan tinggi tubuh yang di bawah rata-rata ia mampu menjadi presenter di televisi. Andapun pasti kenal Helen Keller. Dengan mata yang buta, tuli dan gagu dia mampu lulus dari Harvard University. Bill Gates tidak menyelesaikan pendidikan sarjananya, namun mampu menjadi raja komputer. Andre Wongso, tidak menamatkan sekolah dasar namun mampu menjadi motivator nomor satu di Indonesia. Contoh lain Meneg BUMN, Bapak Sugiharto, yang pernah menjadi seorang pengasong, tukang parkir dan kuli di Pelabuhan. Kemiskinan tidak menghambatnya untuk terus maju. Bahkan sebelum menjadi menteri beliau pernah menjadi eksekutif di salah satu perusahaan ternama. Begitu pula dengan Nelson Mandela. Ia menjadi presiden Afrika Selatan setelah usianya lewat 65 tahun. Kolonel Sanders sukses membangun jaringan restoran fast food ketika usianya sudah lebih dari 62 tahun. Nah, bila anda masih terkungkung dengan kotak korek api, pada hakekatnya anda masih terjajah. Orang-orang seperti Ucok Baba, Helen Keller, Andre Wongso, Sugiharto, Bill Gates dan Nelson Mandela adalah orang yang mampu menembus kungkungan kotak korek api. Merekalah contoh sosok orang yang merdeka, sehingga mampu menembus berbagai keterbatasan.

Menembus Keterbatasan

Di suatu hari, di sebuah rumah yang sederhana terlihat seorang anak TK sedang menangis di depan ibunya yang sedang duduk di sofa, “Bu, kenapa tadi aku kalah dalam lomba lari? Padahal aku ingin sekali menjadi juara, jadi juara dan membawa pulang piala buat ibu.”
Tiba-tiba anaknya yang masih SD datang dengan muka cemberut, melihat putranya kelihatan sedih, sang ibu bertanya, “Kenapa muka kamu dilipat seperti itu? Ada apa nak?” Dengan perasaan kesal sang anak menjawab, “Tadi di sekolah aku dihukum berdiri di depan kelas oleh pak guru karena nilai ulangan Matematikaku terendah di kelas, aku malu bu, malu!”.
Tak lama berselang, datang lagi anak perempuannya yang masih SMP, masuk sambil membanting pintu. Brakk! “Hei, kenapa kamu? Datang-datang marah, mbok ya sopan dikit, kasih contoh yang baik pada adik-adikmu”.
“Aku gagal ikut olimpiade Fisika Bu, kandas sudah impianku, sekarang aku nggak mau belajar lagi!”, jawab si anak.
Suasana sejenak tegang, tiba-tiba datang anak sulungnya yang baru lulus SMA tak kalah murung dan langsung membantingkan badan di sofa, semua mata memandang penuh tanda tanya. Dengan suara lirih dan mata berkaca-kaca, sang anak berucap, “Aku gagal diterima kuliah di universitas, aku tak tahu harus bagaimana lagi. Maaf bu, aku gagal…”

Kini suasana benar-benar menjadi hening, anak-anak terlihat sedih dengan pikirannya masing-masing. Terlihat sang ibu mengernyitkan dahi, berusaha berpikir keras. Tak lama kemudian terdengar suara sang ibu memecah kesunyian, “Anak-anakku, kalian jangan besedih. Kegagalan kalian hari ini, bukan berarti kalian akan gagal esok, lusa atau selamanya. Jadikan kegagalanmu hari ini sebagai pemacu semangatmu meraih sukses esok hari. Kegagalan adalah rangkaian proses meraih sukses. Kalian jangan bersikap seperti pecundang yang meratapi setiap kegagalan. Percayalah, kalian dilahirkan bukan jadi pecundang, kalian dilahirkan untuk menang! Sekarang bangkitlah, ambillah air wudlu lalu sholatlah. Waktu Dhuhur sudah tiba”.
Kemudian anak-anak pun bangkit bergegas mematuhi perintah sang ibu, hati mereka kini agak tenang.

Ya, benarlah kata sang ibu, kita memang dilahirkan untuk menang! Sejak adanya kita, kita memang sudah jadi pemenang. Dulu, sewaktu kita masih berupa benih manusia, bukankah kita berjuang mati-matian bersaing melawan jutaan sel sperma yang lain untuk mencapai sel telur ibu. Lalu kitalah pemenangnya sehingga lahirlah kita ke dunia ini. Betapa dulu kita telah mengalahkan begitu banyak pesaing, bukankah sesungguhnya kita ini hebat. Kenapa sekarang kita tidak sehebat pada awalnya?

Demikianlah sahabat, seharusnya hal itu mengilhami kita agar kita menjadi lebih hebat lagi dari diri kita yang ada sekarang ini. Namun sayangnya, sekarang dengan berlalunya waktu, kita menjadi lupa dengan awal penciptaan diri kita, lupa dengan awal kesuksesan spektakuler yang dulu pernah kita raih.

Sayangnya, sekarang hanya menghadapi kegagalan kecil saja kita mudah berubah menjadi seorang pengecut yang bermuram durja, bahkan tidak segan kita lari dari rintangan dan masalah yang menghadang. Saat sesuatu hal berjalan tidak sesuai dengan yang kita inginkan, kita menjadi patah semangat, pesimis dan berpikiran negatif.

Ingat selalu kata orang bijak, “Jaga pikiran Anda, mereka menjadi kata-kata Anda. Jaga kata-kata Anda, mereka menjadi tindakan Anda. Jaga tindakan Anda, mereka menjadi kebiasaan Anda. Jaga kebiasaan Anda, mereka menjadi sifat Anda.”

Jika sudah menjadi sifat Anda untuk menjaga pikiran, kata-kata, tindakan dan kebiasaan Anda, Anda akan dapat dengan mudah menyingkirkan pikiran negatif Anda saat hal itu timbul mengiringi kegagalan. Pola pikir negatif adalah hasil dari emosi yang kacau, tanpa mempertimbangkan akal sehat. Jika Anda telah menyadari hal itu, Anda bisa memastikan yang baik untuk diri Anda dan kesuksesan pun akan semakin dekat dengan Anda.

Hellen Keller, seoarang yang buta, tuli, dan gagu, tapi bisa lulus dari Harvard University dan telah mengilhami jutaan orang berkata, “Tidak ada seorang pesimis pun yang pernah menemukan rahasia bintang-bintang, atau berlayar ke tanah yang belum tercantum di peta, atau membuka sebuah pintu baru bagi jiwa manusia”.

Percayalah sahabat, kita dilahirkan bukan untuk jadi seoarng pesimis, bukan untuk jadi seorang pecundang. Kita dilahirkan untuk menang!!!

Selamat meraih kemenangan Anda yang luar biasa!

Dilahirkan Untuk Menang

Sejumlah sejarahwan yakin, bahwa pidato Winston Churchill yang paling berpengaruh adalah ketika beliau berpidato di wisuda Universitas Oxford. Churchill mempersiapkan pidato ini selama berjam-jam. Dan ketika saat pidatonya tiba, Churchill hanya mengucapkan tiga kata : 'never give up' (jangan pernah berhenti).

Sejenak saya merasa ini b
iasa-biasa saja. Tetapi ketika ada orang yang bertanya ke saya, bagaimana saya bisa berpresentasi di depan publik dengan cara yang demikian menguasai, saya teringat lagi pidato Churchill ini.
Banyak orang berfikir kalau saya bisa berbicara di depan publik seperti sekarang sudah sejak awal. Tentu saja semua itu tidak benar. Awalnya, saya adalah seorang pemalu, mudah tersinggung, takut bergaul dan minder. Dan ketika memulai profesi pembicara publik, sering sekali saya dihina, dilecehkan dan direndahkan orang. Dari lafal 'T' yang tidak pernah lempeng, kaki seperti cacing kepanasan, tidak bisa membuat orang tertawa, pembicaraan yang terlalu teoritis, istilah-istilah canggih yang tidak perlu, serta segudang kelemahan lainnya.

Tidak bisa tidur beberapa minggu, stres atau jatuh sakit, itu sudah biasa. Pernah bahkan oleh murid dianjurkan agar saya dipecat saja menjadi dosen di tempat saya menga
jar.

Pengalaman s
erupa juga pernah dialami oleh banyak agen asuransi jempolan. Ditolak, dibanting pintu, dihina, dicurigai orang, sampai dengan dilecehkan mungkin sudah kebal. Pejuang kemanusiaan seperti Nelson Mandela dan Kim Dae Jung juga demikian. Tabungan kesulitan yang mereka miliki demikian menggunung. Dari dipenjara, hampir dibunuh, disiksa, dikencingin, tetapi toh tidak berhenti berjuang.

Apa yang ada di balik semua pengalaman ini, rupanya di balik sikap ulet untuk tidak pernah be
rhenti ini, sering bersembunyi banyak kesempurnaan hidup. Mirip dengan air yang menetesi batu yang sama berulang-ulang, hanya karena sikap tidak pernah berhentilah yang membuat batu berlobang. Besi hanya menjadi pisau setelah ditempa palu besar berulang-ulang, dan dibakar api panas ratusan derajat celsius. Pohon beringin besar yang berumur ratusan tahun, berhasil melewati ribuan angin ribut, jutaan hujan, dan berbagai godaan yang meruntuhkan.

Di satu kesempatan di awal Juni 1999, sambil menemani istri dan anak-anak, saya sempat makan malam di salah satu restoran di depan hotel Hyatt Sanur Bali. Yang
membuat kejadian ini demikian terkenang, karena di restoran ini
saya dan istri berte
mu dengan seorang penyanyi penghibur yang demikian menghibur.

Pria dengan wajah biasa-biasa ini, hanya memainkan musik dan bernyanyi seorang diri. Modalnya, hanya sebuah gitar dan sebuah organ. Akan tetapi, ramuan musik yang dihasilkan demikian mengagumkan. Saya dan istri telah masuk banyak restoran dan kafe. Namun, ramuan musik yang dihadirkan penyanyi dan pemusik solo ini demikian menyentuh. Hampir setiap lagu yang ia nyanyikan mengundang kagum saya, istri dan banyak turis lainnya. Rasanya susah sekali melupakan kenang
an manis bersama penyanyi ini. Sejumlah uang tip serta ucapan terimakasih saya yang dalam, tampaknya belum cukup untuk membayar keterhiburan saya dan istri.

Di satu kesempatan menginap di salah satu guest house Caltex Pacific Indonesia di Pekan Baru, sekali lagi saya bertemu seorang manusia mengagumkan. House boy (baca : pembantu) yang bertanggungjawab terhadap guest house yang saya tempati demikian menyentuh hati saya. Setiap gerakan kerjany
a dilakukan sambil bersiul. Atau setidaknya sambil bergembira dan tersenyum kecil. Hampir semua hal yang ada di kepala, tanpa perlu diterjemahkan ke dalam perintah, ia laksanakan dengan sempurna. Purwanto, demikian nama pegawai kecil ini, melakoni profesinya dengan tanpa keluhan.
Bedanya penyanyi Sanur di atas serta Purwanto dengan manusia kebanyakan, semakin lama dan semakin rutinnya pekerjaan dilakukan, ia tidak diikuti oleh kebosanan yang kemudian disertai oleh keinginan untuk berhenti.

Ketika timbul rasa bosan dalam mengajar, ada godaan politicking kotor di kantor yang diikuti ke
inginan ego untuk berhenti, atau jenuh menulis, saya malu dengan penyanyi Sanur dan house boy di atas. Di tengah demikian menyesakkannya rutinitas, demikian monotonnya kehidupan, kedua orang di atas, seakan-akan faham betul dengan pidato Winston Churchill : never give up.

Anda boleh mengagumi tulisan ini, atau juga mengagumi saya, tetapi Anda sebenarnya lebih layak kagum pada penyanyi Sanur dan house boy di atas. Tanpa banyak teori, tanpa perlu menulis, tanpa perlu menggurui, mereka sedang melaksanakan profesinya dengan prinsip sederhana : jangan pernah berhenti.

Saya kerap mer
asa rendah dan hina di depan manusia seperti penyanyi dan pembantu di atas. Bayangkan, sebagai onsultan, pembicara publik dan direktur sebuah perusahaan swasta, tentu saja saya berada pada status sosial yang lebih tinggi dan berpenghasilan lebih besar dibandingkan mereka. Akan
tetapi, mereka memiliki mental never give up yang lebih mengagumkan.

Kadang saya se
mpat berfikir, jangan-jangan tingkatan sosial dan penghasilan yang lebih tinggi, tidak membuat mental never give up semakin kuat. Kalau ini benar, orang-orang bawah seperti pembantu, pedagang bakso, satpam, supir, penyanyi rendahan, dan tukang kebunlah guru-guru sejati kita.

Jangan-jangan pidato inspiratif Winston Churchill - sebagaimana dikutip di awal - justru dip
eroleh dari guru-guru terakhir.

Jangan Pernah Berhenti!

Pernahkah Anda mendengar ungkapan di bawah ini?

"Kesempatan Tidak Datang Dua Kali"

Ya...
Memang kesempatan tidak pernah dua kali. Kalaupun menurut Anda, Anda pernah mendapat kesempatan kedua untuk sesuatu hal, maka saya yakin kesempatan yang kedua itu berbeda dengan kesempatan yang pertama kali ditawarkan atau ada di depan mata Anda. 
Jika Anda menemukan suatu peluang bisnis dari orang terpercaya misalnya dari kerabat atau teman Anda sendiri yang sudah Anda ketahui kredibilitasnya, maka sebaiknya jangan terlalu lama menunda untuk mengambil peluang bisnis tersebut. Usahakan sebaik mungkin bagaimana caranya agar Anda bisa berpartisipasi. Kalau memang peluang bisnis tersebut sudah cocok dengan selera Anda, cocok juga dengan waktu dan tenaga Anda (maksud saya Anda bisa mengalokasikan waktu dan tenaga) serta juga Anda punya modal dan ketrampilan yang memadai maka silahkan dipercepat keputusan Anda itu, atau silahkan pelajari ketrampilan baru yang diperlukan untuk sukses.

Kalau masalah modal, tentunya memang benar bahwa setiap bisnis perlu modal yang besar, namun percayalah modal yang lebih besar lagi bukannya uang melainkan diri Anda sendiri, kredibilitas Anda sendiri, punya banyak teman, bekerja keras dan tekun, ketrampilan promosi, menjadi orang yang rajin, dan sebagainya. Uang yes, memang perlu pastinya. Tetapi jika sebelum ini Anda sudah menjadi orang yang kredible maka sudah alaminya Anda pun sekarang punya uang.

Jangan Terlalu Lama Menunda, bukankah lebih cepat lebih baik? Yes!. Namun demikian juga sangat jelas, jangan terlau terburu-buru juga.

**************************************************
Keep Spirit!
Keep Fight!

www.bisnismlmonline.info
www.bisnismlmonline.web.id

Jangan Terlalu Lama Menunda



  • Tertawa adalah mengambil resiko terlihat bodoh.
  • Menangis adalah mengambil resiko terlihat sentimentil.
  • Mengungkapkan perasaan adalah mengambil resiko menunjukkan diri yang sesungguhnya.
  • Menunjukkan gagasan dan impian Anda di depan orang banyak adalah mengambil resiko merasa malu.
  • Mencintai adalah mengambil resiko tidak dicintai.
  • Hidup adalah mengambil resiko mati.
  • Berharap adalah mengambil resiko putus asa.
  • Berusaha adalah mengambil resiko gagal.

Tapi Resiko Harus Dihadapi!

Karena bahaya terbesar dalam hidup ini adalah tidak mengambil resiko sama sekali.

Orang yang tidak berani menghadapi resiko:
  1. Tidak akan melakukan apa-apa
  2. Tidak punya apa-apa dan
  3. Bukan siapa-siapa
Mereka mungkin menghindari penderitaan dan kesengsaraan,
tapi mereka tidak bisa belajar, merasakan, mengubah, tumbuh, mencintai atau hidup.
Dalam keadaan terikat oleh kepastian, mereka adalah para budak!Mereka telah mengekang kebebasan mereka sendiri.
 

Hanya orang yang berani mengambil resiko adalah...

ORANG YANG BEBAS!


Ambil Resiko Sekarang Juga!!


***********************************************************

Hari inilah saya memutuskan untuk bergabung dengan bisnis Ratu Nusantara dan mulai menjalankan Bisnis MLM Online

Ambil Resiko Sekarang Juga!!